Sunday 21 June 2009

Beladiri Alamiah



"Tarung Derajat murni hanya mengolah fisik saja !", tegasnya. Diakuinya, memang tidak ada unsur mistik yang digunakan untuk menambah kekuatan. Berlatih fisik secara rutin dengan suatu teknik yang sudah diramu dan disesuaikan dengan teknik beladiri ciptaannya, namun tidak bertujuan untuk membentuk badan seperti atlet binaraga. Berlatih fisik untuk beladiri berarti juga berlatih napas, dan ini terjadi secara alamiah, tidak ada latihan pernapasan secara khusus. Memang dianjurkan kepada para anggotanya untuk selalu menyempatkan diri berlatih fisik dan teknik setiap hari selama 1 sampai 2 jam. Karena menurutnya untuk membentuk fisik menjadi kuat, otot dan daging menjadi pejal memerlukan latihan yang keras, disiplin yang tinggi dan dilakukan terus-menerus, sehingga diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama, kekuatan dan percaya diri menjadi meningkat.

Kejadian pada masa perkelahian dahulu telah melahirkan teknik beladiri yang terbentuk secara alamiah. Gerakan tangan, kaki, dan juga anggota tubuh lainnya bersumber dari gerakan-gerakan yang biasa dan alamiah dilakukan oleh setiap orang, namun diasah lagi dengan kemasan teknik beladiri berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang pernah dialaminya. Hingga terbentuklah beladiri Tarung Derajat dengan teknik beladiri yang praktis dan efektif. "Yang namanya praktis adalah tidak neko-neko", tuturnya. Menurutnya lagi, tidak ada latihan untuk menahan napas, atau belajar agar menjadi kuat terhadap air raksa atau juga harus kuat terhadap pukulan besi, "Kalau orang lain bisa, harus kita akui", begitu komentarnya dengan tetap menghargai yang lain.

Setiap anggota Tarung Derajat sudah biasa terdidik secara keras, dengan porsi latihan yang keras, targetnya adalah untuk mencapai dan membentuk anggotanya mempunyai kelembutan hati nurani. Dengan menjadi petarung, perilaku hidup akan menjadi terkendali. "Tidak boleh anggota Tarung Derajat melakukan tindakan yang berlebihan, karena akan mendapat hukuman yang berat", tegasnya ketika mengakhiri pembicaraan.

AA BOXER


Achmad Dradjat atau Aa Dradjat, pimpinan perkumpulan bela diri Tarung Drajat terang-terangan menyatakan tidak setuju adanya pertarungan lintas bela diri. Baginya, seharusnya setiap aliran bela diri memiliki pride terhadap beladiri mereka dan tak terjebak dengan kepentingan sesaat atau bisnis semata. Bagi Aa diadakannya pertyarungan bebas yang meniru Ultimate Fighting Championships di Amerika Serikat, Vale Tudo di Brasil, Pride Fighting Championship di Jepang dan arena lainnya tidak memberikan kontribuasi apa pun pada perkembangan bela diri di Indonesia, selain kepentingan bisnis tontonan.

Berikut keberatan Aa Dradjat. Mengapa Anda tidak setuju arena semacam ini? Saya pernah diminta menjadi komentator tarung bebas yang diadakan TPI ini. Saya tidak mau. Saya juga melarang murid saya ikut arena tarung itu. Bagi kami, silakan saja tarung bebas, tapi harus tetap ada aturannya. Dengan demikian setiap pendekar atau orang yang menguasai bela diri tetap menempatkan pertarungan tersebut sebagai suatu seni bertarung dan tidak asal mau menang saja. Maksudnya? Misalnya dipertemukan pendekar silat dengan pendekar gulat atau judo. Ya dilakukan saja pertarungan dua tahap. Pertama dengan aturan silat, kedua dengan peraturan judo atau gulat. Baru bisa terlihat kan. Kalau mau jujur Tarung Drajat diadakan sejak 1988, UFC mungkin sebelum itu. Tapi buat saya apa seninya bertarung semacam itu? Jadi saya tetap menekankan belajar bela diri itu jangan tergiur kepentingan sesaat.

Bagaimana kalau ada yang menantang Tarung Dradjat? Silakan saja datang ke tempat kami. Di tempat kami ada mantan petarung Ultimate Fighting Championship, negro asal Belanda. Sebelumnya ia menguasai karate dan grappling. Setelah berlatih di tempat kami ia tidak mau ikut dalam kontes semacam itu lagi. Idealnya bagaimana? Seperti tadi. Seharusnya pertarungan diadakan sesuai peraturan. Bila petinju bertemu pegulat, diadakanlah dua kali menurut disiplin ilmu masing-masing. Bagi saya, beladiri itu harus hidup sesuai hakiki dan rasional. Bila dicampuri politik atau bisnis, maka ia akan kehilangan jiwa ksatria. Ok-lah. Tapi secara teoretis, bagaimana sih menghadapi beladiri yang main bawah? Ya jangan mau dipaksa main bawah. Sedapat mungkin jatuhkan lawan saat masih di atas. BOX!!

KOORDINATOR SUMATERA BARAT

Drs. H. Alnedral

08126611948

FILOSOFI TARUNG DERAJAT

DEFINISI :

Tarung Derajat itu adalah Ilmu Olahraga Seni Pembelaan Diri yang memanfaatkan senyawa daya gerak Otot, Otak serta Nurani. Didalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerak seluruh anggota tubuh beserta bagian bagian penting lainnya untuk memiliki dan menerapkan 5 (lima) unsur daya moral, yaitu : Kekuatan – Kecepatan – Ketepatan – Keberanian dan Keuletan pada Sistem Teknik – Taktik dan Strategi Ketahanan dan pertahanan diri yang dinamis dan agresif dalam bentuk Pukulan, Tendangan, Bantingan dan Kuncian, serta mampu digunakan secara Praktis dan Efektif terutama pada upaya Pembelaan Diri .

HAKEKAT TARUNG DERAJAT :

Tarung Derajat itu adalah Ilmu Olahraga Seni Pembelaan Diri yang memanfaatkan Senyawa Daya Gerak Otot, Otak serta Nurani secara Realistis dan Rasional, didalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerakan-gerakan seluruh anggota dan organ tubuh serta bagian-bagian penting lainnnya, dalam rangka memiliki dan menerapkan 5 (lima) unsur daya moral, antara lain yaitu : Kekuatan – Kecepatan – Ketepatan – Keberanian dan Keuletan, yang melekat dengan Dinamis dan Agresif dalam suatu Sistem Ketahanan / Pertahanan diri serta Pola Teknik, Taktik dan Strategi Bertahan menyerang yang Praktis dan Efektif bagi suatu Pembelaan Diri. Untuk digunakan terutama pada upaya Pemeliharaan Keselamatan, Kesehatan dan Kesempatan Hidup sebagai Manusia yang berhakekat, seperti mampu menghindari dan menjauhkan sikap hidup permusuhan dan kesombongan, pencegahan dan pemulihan penyakit fisik dan mental, serta mampu mensyukuri kehidupan dan berbuat amal kebaikan bermanfaat bagi kemanusiaan.

Senyawa Daya Gerak Otot, Otak serta Nurani di atas tadi berasal dan diperoleh dari proses Fikiran Rasa dan Keyakinan atas dan tentang berbagai macam sifat, motif dan bentuk serta cara datang kemudian menerima dan menyikapi serta menjawab peristiwa-peristiwa terjadinya suatu kejadian hidup yang dialami dan teralami sendiri di dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang garapan hidup yang ditekuni secara Realistis dan Rasional pada setiap tatanan ruang lingkup, tataran dan tingkatan kehidupan yang diganti selaras dengan adab-adabnya dalam rangka berinteraksi hidup keluarga, masyarakat, hingga bernegara dan berketuhanan YME. Pengalaman tersebut bergulir secara alamiah dari waktu ke waktu sejak masa kecil bergerak sepanjang hayat.

Rangkaian dari suatu proses pengalaman hidup tersebut ditata dalam bentuk paduan imajinasi yang sarat dengan hasrat perjuangan dan kerja keras untuk merubah nasib, tertata dalam bentuk paduan kreativitas. Paduan imajinasi menyatu dengan paduan kreativitas melahirkan suatu tindakan hidup yang praktis dan efektif. Dan tindakan moral yang dilakukan dengan konsisten pada setiap menghadapi tantangan dan tuntutan hidup, merefleksi dalam paduan Keberanian Moral.

PRINSIP TARUNG DERAJAT :

JADIKANLAH DIRIMU OLEH DIRI SENDIRI !

MENJADI PRINSIP PELATIHAN TARUNG DERAJAT

Dengan imajinasi, kreativitas dan keberanian moralnya, sosok pribadi anak bangsa bernama Achmad Dradjat membina diri, menempa fisik dan mental, menjawab tantangan dan memenuhi tuntutan hidup.

Serta membentuk jati diri sendiri secara mandiri dan tersendiri. Hal ini ditandai dengan menerapkannya nama julukan dengan panggilan AA BOXER. Nama panggilan AA BOXER melekat pada Achmad Dradjat setelah dirinya mampu dan berhasil menciptakan dan menerapkan suatu cara Pembelaan Diri karya ciptanya pada kehidupan sehari-hari dimana diperlukan dan penting melakukan suatu pembelaan diri demi memelihara diri dan membela kemanusiaan

ICON TARUNG DERAJAT